Jumat, 11 September 2009

FAKTA-FAKTA SEJARAH PENEMU DAN TEKNOLOGI ISLAM YANG SEBENARNYA





*


Terkini : Pemerintah Aceh Diminta Membentuk Komite Flu BabiJumat, 11-09-2009

Fakta-fakta Sejarah Penemuan Sains Dan Teknologi Islam Yang Sebenarnya

Sejarah adalah peristiwa yang sudah terjadi, namun baru ditulis kemudian, jauh setelah kejadian sebenarnya berlalu. Sebagai cerita masa lalu sejarah mudah untuk dimanipulasi, dan disampaikan kepada generasi berikutnya yang hanya bisa menerima mentah-mentah informasi itu sebagai kebenaran.

Informasi mengenai penemuan-penemuan sains dan teknologi yang pernah kita terima kebanyakan berasal dari buku-buku pengetahuan Barat. Penemu-penemu yang disebut sebagai yang pertama di dunia itu pun dipuji sebagai orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan dan umat manusia.



Abad pertengahan, masa kegelapan di Barat

Sejak jatuhnya kekaisaran Romawi tanggal 4 September 476, ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, seorang Jerman yang menjadi penguasa Itali setelah Julius Nepos meninggal pada tahun 480, maka dikatakan Eropa telah memasuki Masa-masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 itu hingga Renaisans, sekitar tahun 1500-an. Renaisans disebut juga masa kelahiran kembali Eropa, atau kelahiran kembali budaya Yunani dan Romawi Purba, berupa kemajuan di bidang seni, pemikiran dan kesusasteraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.

Kembalinya budaya Yunani dan Romawi Purba tersebut direbut dari tangan ilmuwan-ilmuwan Islam setelah mengalami perkembangan yang luar biasa. Dengan tanpa malu-malu, plagiator-plagiator Eropa itu mengklaim bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu adalah hasil usaha mereka.



Fakta-fakta sejarah sebenarnya

Sekarang, saya mencoba mengutipkan untuk anda, fakta sebenarnya yang terjadi, bahwa penemuan-penemuan sains dan teknologi itu sebagian besar berasal dari masa kejayaan Kekhalifahan Islam, oleh para sarjana Muslim. Semoga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada anak-cucu kita dan menjadi penyadar bahwa kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menguasai kembali sains dan teknologi, dan tidak hanya menjadi pemakai atau korban teknologi.



Sejak 5.000 tahun SM

Masa perkembangan kebudayaan Mesir Purba. Menghasilkan limas-limas (piramida) yang hebat, sistem pengairan yang baik dan sistem bintang yang cukup bagus. Namun ilmu bintang (astronomi) masih tercampur-aduk dengan ilmu perbintangan (astrologi). Ahli-ahli pengetahuan adalah pendeta-pendeta yang tidak mengenal batas antara logika, takhayul, dan kepercayaan, yaitu pemuja tritunggal Apis-Isis-Osiris.



Sejak 4.000 tahun SM

Masa perkembangan kebudayaan India Purba. India dengan kecenderungan samadinya lebih terkungkung dalam metafisika, monisme (menunggalnya manusia dengan dewata), dan pantheisme (hadirnya dewata di dalam segala yang ada). Mewariskan pengetahuan Astadhyayi, tata bahasa Sanskrit oleh Panini (kurang lebih 400 tahun SM) adalah pembahasan ilmiah ilmu bahasa yang mendahului pembahasan oleh Aristoteles (384-322 SM) dan bernilai jauh lebih tinggi.



Sejak lebih dari 2.000 tahun SM

Merupakan masa perkembangan kebudayaan Tiongkok Purba. Dengan pengetahuan bercorak kudus (sacral, scared). Mereka berpikir bahwa segala pemberian berasal dari Thian dan bukan obyektif-empirik, hasil ikhtiar manusia secara sistematik. Cara berpikir manusia Tiongkok Purba pada umumnya masih berdasarkan firasat dan renungan, belum kritik-analitik.



Sejak lebih dari 1.000 tahun SM

Berkembangnya kebudayaan Parsi Purba. Penemuan jentera (roda gigi/gir) dalam pembuatan tembikar, dan kini mulai dari jam tangan yang terkecil hingga roket angkasa yang terbesar menggunakan jentera di dalam mesinnya.



Sejak 500 tahun SM


Dimulainya kebudayaan Yunani-Romawi. Dengan filsafat anthroposentrik (manusia berada pada pusat segala aktivitas) mereka di dalam banyak hal berlawanan dengan kecenderungan-kecenderungan niskala Mesir Purba, India Purba, Tiongkok Purba, dan Parsi Purba serta bersikap akliah (rational). Kecendrungan berpikir seolah-olah manusia berdiri di luar alam dan melihat alam sebagai suatu yang terpotong-potong, maka lahirlah pengertian jagat besar (makrokosmos) dan jagat kecil (mikrokosmos). Tidak ada batas antara filsafat dan pengetahuan.



48 SM – 371

Penyerbuan Julius Caesar, kaisar Romawi, pada tanggal 48 SM menghancurkan karya-karya asli ilmu filsafat dan pengetahuan Yunani di perpustakaan-perpustakaan Iskandariah. Kemudian pada 272 M Kaisar Romawi berikutnya, Lucius Domithius Aurelianus, dan Kaisar Theodosius Magnus pada 371 M melakukan hal yang sama.



476

Awal Eropa memasuki masa kegelapan (Dark Ages), yaitu sejak jatuhnya kekaisaran Romawi terakhir tanggal 4 September 476 di mana kaisar Romawi Barat, Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer.



571

Kelahiran Nabi Muhammad Saw pada tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 20 April 571). Disebut Tahun Gajah disebabkan pada tahun itu Raja Abrahah dari Yaman dengan 60 ribu pasukan bergajahnya ingin menghancurkan Kabah (Baitullah) di Makkah, namun digagalkan Allah Swt dengan serangan burung ababil yang melempari pasukan itu dengan batu berapi (QS.Al-Fiil). Muhammad Saw adalah Rasul terakhir utusan Allah Swt yang membawa risalah kenabian untuk seluruh umat manusia dan alam semesta.



610

Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama, yakni Alquran surah Al-alaq ayat 1-5 yang diawali dengan kalimat “iqro” yang artinya bacalah. Kalimat ini menjadi awal ditemukannya metoda ilmiah, yakni metode empirik-induktif dan percobaan yang menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasi Eropa dan Amerika.

Guna penyebaran agama, dikembangkanlah gerakan yang bertujuan membuat “melek” huruf yang belum pernah ada bandingannya pada masa itu. Kepandaian baca tulis tidak lagi menjadi monopoli kaum cendikiawan. Ini adalah langkah pertama gerakan ilmu secara besar-besaran.

Konsep tentang karantina pertama kali diperkenalkan dalam abad ke-7 oleh Nabi Muhammad Saw, yang dengan bijaksana memperingatkan supaya hati-hati ketika memasuki atau meninggalkan suatu daerah yang terkena wabah penyakit. Sejak abad ke-10, dokter-dokter Islam berinovasi dengan mengisolasi individu-individu penderita penyakit dan mengasingkannya ke arah utara. Sedangkan konsep karantina yang dikembangkan di Venice, Italia pada tahun 1403 bukanlah yang pertama di dunia.



660 – 750

Kekuasaan Daulah Umayyah menguasai Damsyik (Spanyol) tahun 629 M, Syam dan Irak tahun 637 M, Mesir sampai Maroko tahun 645 M, Persia tahun 646 M, Samarkand tahun 680 M, seluruh Andalusia tahun 719 M, dan akhirnya tertahan di Poiteier pada tahun 732 M dalam usahanya memperluas pengaruh ke Prancis.



700-an (Kompas, navigasi, ensiklopedi geografi, kalender, peta dunia)

Ahli ilmu geografi Islam dan navigator-navigatornya mempelajari jarum magnet – mungkin dari orang Cina, namun para navigator itulah yang pertama kali menggunakan jarum magnet di dalam pelayaran. Mereka menemukan kompas dan menguasai penggunaannya di dalam pelayaran menuju ke Barat. Navigator-navigator Eropa bergantung pada juru-juru mudi Muslim dan peralatannya ketika menjelajahi wilayah-wilayah yang tak dikenal. Gustav Le Bon mengakui bahwa jarum magnet dan kompas betul-betul ditemukan oleh Muslim dan orang Cina hanya berperan kecil. Alexander Neckam, seorang Inggris, seperti juga orang Cina, mungkin belajar tentang kompas dari pedagang-pedagang Muslim, namun dikatakan bahwa dialah orang pertama yang menggunakan kompas dalam pelayaran. Dan orang Cina memperbaiki keahlian mereka yang berhubungan pelayaran setelah mereka mulai berinteraksi dengan Muslim selama abad ke-8.

Diceritakan bahwa ilmu geografi dihidupkan kembali abad ke-15, ke-16 dan ke-17 ketika pekerjaan Ptolemius di masa lampau ditemukan. Penjelajah dengan ekspedisi-ekspedisi Portugis dan Spanyol juga mendukung hal ini. Risalah pertama berbasis ilmiah tentang geografi dihasilkan selama periode ini oleh sarjana-sarjana Eropa.

Namun apakah fakta sesungguhnya? Ahli geografi Islam menghasilkan buku-buku yang tak terhitung tentang Afrika, Asia, India, Cina dan orang-orang Indian selama abad ke-8 hingga abad ke-15. Tulisan-tulisan itu mencakup ensiklopedi geografi pertama di dunia, almanak-almanak dan peta jalan. Karya-karya agung abad ke-14 oleh Ibnu Battutah menyediakan suatu pandangan yang terperinci mengenai geografi dunia di masa lampau. Ahli geografi Muslim dari abad ke-10 sampai abad ke-15 telah melampaui hasil dari orang-orang Eropa tentang geografi daerah-daerah ini dengan baik ketika memasuki abad ke-18. Para penjelajah Eropa menyebabkan kehancuran pada lembaga pendidikan, sarjana-sarjana dan buku-buku mereka. Mereka tidak memberikan makna apa pun pada perkembangan ilmu geografi untuk dunia Barat.



735

Khalifah Abu Ja’far Abdullah Al-Manshur mempekerjakan para penerjemah yang menerjemahkan buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari bahasa Yunani, Parsi dan Sanskrit, di antaranya terdapat Bakhtaisyu Kabir alias Bakhtaisyu ibnu Jurijs ibnu Bakhtaisyu, Al-Fadzj ibnu Naubakht dan anaknya Abu Sahl Tiamdz ibnu Al-Fadzl ibnu Naubakht, serta Abdullah ibnu Al-Muqaffa.



740-an

Berbagai bentuk jam mekanik dihasilkan oleh insinyur-insinyur Muslim Spanyol, ada yang besar dan kecil, dan pengetahuan ini kemudian sampai ke Eropa melalui terjemahan buku-buku mekanika Islam ke bahasa Latin. Jam-jam ini menggunakan sistem picu beban. Gambar desain dari beberapa bagian gir dan sistem kerjanya juga ada. Jam seperti itu dilengkapi dengan buangan air raksa, jenis yang kemudian secara langsung dijiplak oleh orang-orang Eropa selama abad ke-15. Sebagai tambahan, selama abad ke-9, Ibn Firnas dari Spanyol Islam, menurut Will Durant, menemukan sebuah alat yang mirip arloji sebagai penanda waktu yang akurat. Ilmuwan-ilmuwan Muslim juga membangun bermacam jam-jam astronomi yang sangat akurat untuk digunakan dalam observatorium-observatorium mereka.

Tetapi dikatakan kepada kita bahwa sampai abad ke-14, satu-satunya jenis jam yang ada adalah jam air. Di tahun 1335, sebuah jam mekanis yang besar dibangun di Milan, Italia. Dikatakan bahwa jam ini adalah jam berpicu beban pertama di dunia.



750 – 1258

Kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad (Irak)



765


Fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis ibnu Naubakht.



800

Ibn Firnas, seorang penemu Muslim Spanyol, tercatat sebagai orang yang pertama membangun dan menguji sebuah pesawat terbang pada tahun 800-an. Roger Bacon belajar tentang pesawat terbang dari referensi-referensi ilmuwan Muslim mengenai pesawat terbangnya Ibnu Firnas. Belakangan yang dikenal adalah penemuan oleh Bacon, ditanggali sekitar 500 tahun kemudian dan Da Vinci sekitar 700 tahun kemudian.

Para ahli matematika Islam yang menemukan aljabar memperkenalkan konsep tentang menggunakan huruf-huruf sebagai variabel-variabel yang tak dikenal dalam persamaan-persamaan sejak abad ke-9. Melalui sistem ini, mereka memecahkan berbagai persamaan-persamaan yang kompleks, termasuk kuadrat dan persamaan pangkat tiga. Mereka menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan dan menyempurnakan teorema binomial. Jadi Francois Vieta, seorang ahli matematika Prancis, bukanlah yang pertama menggunakan lambang-lambang aljabar pada tahun 1591. Dia menulis persamaan-persamaan aljabar dengan huruf-huruf seperti x dan y, dan mengatakan bahwa penemuannya ini mempunyai dampak serupa dengan kemajuan dari penggunaan angka Romawi ke angka Arab.

Dikatakan bahwa selama abad ke-17 Rene Descartes telah menemukan bahwa aljabar bisa digunakan untuk memecahkan persoalan geometris. Tetapi jauh sebelumnya, yakni sejak abad ke-9, para ahli matematika di masa kekhalifahan Islam sudah melakukan hal yang sama. Pertama adalah Thabit bin Qurrah, kemudian diikuti oleh Abu Al-Wafa pada abad ke-10 dengan membukukan kegunaan Aljabar untuk mengembangkan geometri menjadi eksak dan menyederhanakan sains.

Diinformasikan juga kepada kita bahwa tadinya tidak ada perbaikan sejak dibuatnya ilmu bintang selama Abad Pertengahan mengenai gerakan planet-planet sampai abad ke-13. Lalu seorang bijaksana dari Kastil (Spanyol Tengah) bernama Alphonso menemukan Tabel Alphonsine, yang lebih akurat dibanding tabel milik Ptolemius.

Fakta sebenarnya adalah ahli ilmu falak (ilmu bintang) Islam membuat banyak perbaikan-perbaikan atas penemuan Ptolemius sejak abad ke-9. Mereka adalah ahli ilmu falak pertama yang memperdebatkan gagasan-gagasan kuno Ptolemius. Di dalam kritik mereka atas orang-orang Yunani, mereka manyatukan bukti bahwa matahari adalah pusat dari sistem matahari dan bahwa garis orbit bumi dan planet-planet lainnya boleh jadi berbentuk lonjong (elips). Mereka menghasilkan ratusan tabel-tabel astronomikal dengan keakuratan tinggi dan gambar-gambar bintang. Banyak dari kalkulasi mereka sangat akurat sehingga mereka dihormati pada masa itu. Tabel milik Alphonso (Alphonsine Tables) hanyalah sekedar salinan dari pekerjaan ilmu bintang yang dipancarkan ke Eropa melalui Islam di Spanyol.

Disebutkan pula bahwa seorang sarjana Inggris bernama Roger Bacon pada tahun 1268 untuk pertama kali membuat lensa kaca untuk meningkatkan penglihatan. Pada waktu yang hampir bersamaan, kacamata bisa didapat dan telah digunakan di Cina dan Eropa. Tentu saja kacamata sudah muncul sebelum kacamata Roger Bacon selesai pembuatannya, karena Ibnu Firnas dari Spanyol Islam sudah menemukan kacamata pada abad ke-9, dan diproduksi serta dijual di wilayah Spanyol selama lebih dari dua abad. Setiap sebutan kacamata oleh Roger Bacon, maka itu hanyalah sebuah pengaliran kembali pekerjaan Al-Haytham, orang yang memiliki hasil riset yang dijadikan referensi oleh Bacon.

Sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai ke-14 mempelajari dan menemukan ilmu etnografi. Sejumlah ahli geografi Muslim menggolongkan ras-ras, mencatat secara terperinci penjelasan kebiasaan-kebiasaan budaya unik mereka dan penampilan fisiknya. Para ahli Muslim itu menulis ribuan halaman mengenai topik ini. Pekerjaan seorang Jerman bernama Johann F. Blumenbach (1752-1840) yang mengaku sebagai yang pertama menggolong-golongkan ras ke dalam 5 golongan besar (kulit putih, kuning, coklat, merah dan hitam), tidak sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan ahli geografi Muslim itu.



813

Pada masa kekuasaan Khalifah Al-Maimun ibnu Harun Al-Rasyid didirikan Daru Al-Hikmah atau Akademi Ilmu Pengetahuan pertama di dunia, yang terdiri dari perpustakaan, pusat pemerintahan, observatorium bintang, dan universitas (Daru Al-Ulum.



850

Ahli kimia Islam menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui penyulingan produk minyak dan gas bumi (Encyclopaedia Britannica, Petroleum) lebih dari 1.000 tahun sebelum Abraham Gesner, orang Inggris, mengaku sebagai yang pertama menghasilkan kerosin dari penyaringan aspal.



866

Kertas tertua yang menjadi contoh untuk dicetak di dunia Barat adalah sebuah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist oleh Abu ‘Ubyad Al-Qasim ibnu Sallam bertanggal Dzulqaidah 252 atau 13 Nopember – 12 Desember 866, yang masih tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.



900-an

Pabrik kertas muncul di Mesir, kemudian di Maroko tahun 1100 M, dan di Spanyol tahun 1150 M yang sudah berhasil membuat kertas putih dan berwarna.

Bandul ditemukan oleh Ibnu Yunus al-Masri selama abad ke-10, orang yang pertama mempelajari dan mendokumentasikan gerakan bergetarnya. Hasil perhitungannya digunakan dalam jam-jam yang diperkenalkan oleh ahli ilmu Fisika Muslim selama abad ke-15. Baru pada abad ke-17 Galileo yang masih remaja telah menciptakan bandul. Diceritakan bahwa dia melihat cahaya api pada lampunya berayun-ayun tertiup angin, lalu dia pulang ke rumah dan menemukan bandul dengan inspirasi itu.

Dikatakan bahwa trigonometri dikembangkan oleh bangsa Yunani, padahal di masa itu Trigonometri hanya tinggal teori. Teori itu kemudian dikembangkan dan mencapai tingkat kesempurnaan yang modern di tangan sarjana-sarjana Muslim, dan penghargaan untuk itu secara khusus pantas diberikan kepada al-Battani. Dialah yang menguraikan kata-kata fungsi dasar dari ilmu pengetahuan ini, seperti sinus, kosinus, tangen, dan kotangen. Istilah sebelumnya berasal dari terminologi Arab, Jaib untuk sinus yang berarti garis bengkok, istiwa’ untuk kotangen yang berarti bayangan lurus dari gnomon, dan tangen adalah bayang-bayang melintangnya. Selain menetapkan dengan akurat tabel perhitungan trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dia juga berhasil dengan tepat menghitung satu tahun matahari atau masehi, yaitu 365 hari 5 jam 46 menit dan 24 detik.

Sebelumnya diketahui bahwa persamaan pangkat tiga yang sulit dan masih belum terpecahkan hingga abad ke-16 ketika Niccolo Tartaglia, seorang ahli matematika Italia berhasil memecahkannya. Kenyataannya persamaan pangkat tiga seperti itu dan juga banyak persamaan-persamaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah dapat dipecahkan dengan mudah oleh para ahli matematika Muslim sejak abad ke-10.

Selama abad ke-10 atau lebih awal, ratusan ahli matematika Muslim menggunakan dan menyempurnakan teorema binomial. Mereka memulai penggunaannya untuk solusi yang sistematis atas persoalan aljabar. Namun dikatakan bahwa Isaac Newtonlah yang mengembangkan teorema binomial pada abad yang ke-17.

Demikian juga dikatakan bahwa Robert Boyle, dalam abad ke-17, yang pertama mengembangkan ilmu kimia, padahal beberapa ahli kimia Muslim, termasuk Ar-Razi, Al-Jabr, Al-Biruni dan Al-Kindi, melaksanakan eksperimen-eksperimen ilmiah dalam ilmu kimia sekitar 700 tahun sebelum Boyle melakukannya. Durant menulis bahwa orang Islam memperkenalkan metode percobaan pada ilmu pengetahuan ini. Humboldt meyakini bahwa orang Islam sebagai penemu ilmu Kimia.

Paul Ehrlich (abad ke-19) disebut sebagai pencipta obat-obatan kemoterapi, yakni pemakaian obat-obatan yang khusus untuk membunuh mikroba, padahal dokter-dokter Islam telah menggunakan berbagai macam unsur pokok yang spesifik untuk menghancurkan mikroba. Mereka menggunakan belerang (Sulfur) sebagai bahan utama khusus untuk membunuh kuman kudis. Ar-Razi (pada abad ke-10) menggunakan campuran air raksa sebagai antiseptik yang penting.

Banyak ahli kimia Muslim telah menghasilkan alkohol sebagai obat-obatan terapeutik melalui penyulingan sejak abad ke-10 dan melakukan pabriksasi alat-alat penyulingan yang pertama untuk digunakan dalam proses kimiawi. Mereka menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut dan antiseptik, jauh sebelum Arnau de Villanova, seorang Spanyol pada tahun 1300, yang mengaku telah membuat alkohol yang pertama di dunia.

Diberitakan bahwa anestesia modern ditemukan pada abad ke-19 oleh Humphrey Davy dan Horace Wells. Sebenarnya anesthesia modern ditemukan, dikuasai dan disempurnakan oleh ahli anestesia Muslim 900 tahun sebelum kedatangan Davy dan Wells. Mereka menggunakan cara oral seperti juga anestesia yang dihirup.

Sejak abad ke-10 dokter-dokter Islam dan ahli bedahnya sudah menggunakan alkohol sebagai pencegah infeksi ketika membersihkan luka-luka, jadi pencegahan infeksi yang dilakukan oleh ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister pada tahun 1865 bukanlah yang pertama. Ahli bedah di Spanyol yang Islam menggunakan metoda-metoda khusus untuk memelihara antisepsis sebelum dan selama perawatan. Mereka juga memulai tindakan-tindakan khusus untuk memelihara kesehatan selama periode pasca operasi. Tingkat sukses mereka sangat tinggi, sehingga penjabat-penjabat tinggi di seluruh Eropa datang ke Cordova, Spanyol, untuk meminta pelayanan kesehatan yang dapat diperbandingkan dengan “Mayo Clinic” di Abad Pertengahan.

Menurut apa yang kita ketahui, William Harvey menemukan sirkulasi darah pada awal abad ke-17. Dia yang pertama dengan benar menguraikan fungsi jantung, pembuluh nadi dan vena. Galen dari Roma telah memperkenalkan ide yang salah mengenai sistem peredaran darah, dan Harvey yang pertama menetapkan bahwa darah dipompa ke seluruh tubuh via oleh kerja jantung dan klep-klep pembuluh darah. Oleh karena itu, dia dihormati sebagai pendiri ilmu tubuh manusia (physiology).

Tetapi 7 abad sebelumnya, yakni pada abad ke-10, Ar-Razi menulis sebuah risalah yang mendalam mengenai sistem pembuluh darah, dan dengan teliti digambarkannya fungsi pembuluh darah dan klep-klepnya. Ibnu An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (pada abad ke-13) mendokumentasikan secara penuh tentang sirkulasi darah dan dengan tepat menggambarkan ilmu urai tubuh dari jantung dan fungsi klep-klepnya 300 tahun sebelum Harvey. William Harvey adalah seorang lulusan Universitas Padua yang terkenal di Itali, yang pada waktu itu mayoritas kurikulumnya didasarkan pada teks buku Ibnu Sina dan Ar-Razi.



960


Gerbert d’Aurillac, seorang Perancis, menerjemahkan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, dan dengan ini, era penerjemahan buku-buku ilmiah Islam dimulai. Gerbert kemudian menjadi Paus Sylvester II, meskipun begitu dia masih disebut tukan sihir karena kepercayaannya terhadap sains yang sangat ditentang oleh gereja pada masa itu.



1000-an


Kaca dan cermin digunakan di Spanyol Islam. Orang-orang Venesia belajar tentang seni membuat peralatan berbahan gelas yang bagus dari seniman-seniman pembuat kaca dari Syria selama abad ke-9 dan ke-10. Namun yang diketahui umum cermin dan kaca diproduksi pertama kali tahun 1291 di Venesia.

Dikatakan pula bahwa pada abad ke-17 Isaac Newton mengadakan penyelidikan tentang prisma, lensa-lensa dan cahaya. Padahal dalam abad ke-11 Al-Haytham telah menetapkan hampir segala sesuatu yang dikemukakan oleh Isacc Newton mengenai ilmu optik itu, jauh berabad-abad sebelumnya, dan Al-Haytham dihormati oleh banyak penguasa pada masa itu sebagai “penemu optik.” Demikian juga mengenai penyelidikan tujuh variasi warna yang dibiaskan oleh prisma, selain telah lebih dulu dipelajari oleh Al-Haytham, pada abad ke-14 Kamal Ad-Din juga melakukannya.

Ada dugaan kalau Newton sedikit dipengaruhi oleh Al-Haytham. Al-Haytham adalah ilmuwan fisika yang paling banyak dijadikan referensi di Abad Pertengahan. Pekerjaan-pekerjaannya digunakan dan dikutip oleh sebagian besar sarjana-sarjana Eropa selama abad ke-16 dan 17, tidak sebanding dengan Newton dan Galileo seandainya digabungkan.

Dalam abad ke-16 dikatakan bahwa Leonardo Da Vinci menjadi pendiri ilmu geologi ketika ia mencatat fosil-fosil yang ditemukan di pegunungan yang diindikasi sebagai asal-muasal cairan bumi. Tetapi kenyataanya pada abad ke-11, Al-Biruni membuat dengan tepat perngamatan ini dan menambahkannya ke dalam ilmu geologi, termasuk sebuah buku yang sangat besar, ratusan tahun sebelum Da Vinci dilahirkan. Ibnu Sina mencatat hal ini dengan baik. Jadi sangat mungkin kalau Da Vinci pertama kali belajar konsep ini dari terjemahan buku-buku Islam ke dalam bahasa Latin. Da Vinci tidak menambahkan pengetahuan apa pun yang asli dari dirinya.



1030

Jauh sebelum Paracelsus (abad ke-16) dikatakan menemukan candu yang disuling untuk anesthesia, dokter-dokter Islam sudah memperkenalkan nilai anestetik dari candu asli selama Abad Pertengahan. Candu mula-mula digunakan sebagai bagian dari anestetik oleh orang Yunani. Paracelus adalah seorang murid yang memperlajari pekerjaan-pekerjaan Ibnu Sina, dan dari situlah hampir dipastikan dia memperoleh ide ini.



1050


Konsep keterbatasan materi alam pertama kali ditekuni oleh Al-Biruni, seorang sarjana besar Islam dari Persia dalam tahun 1050. Konsep mengenai wujud materi alam yang bisa berubah namun massanya tetap, seperti air yang jika dipanaskan akan berubah menjadi uap, namun massa total tetap sama. Tapi dikatakan bahwa penemunya adalah Antione Lavoiser pada abad ke-18, padahal Lavoiser adalah seorang murid dari para ahli ilmu kimia dan fisika Muslim pada masanya dan sering mengambil referensi dari buku-buku mereka.

Disebutkan bahwa Nicolas Desmarest pada tahun 1756 adalah orang pertama yang mempelajari tentang pembentukan geologi lembah-lembah, dengan teorinya bahwa lembah-lembah itu dibentuk dalam suatu periode yang lama oleh waktu dan aliran udara. Padahal Ibnu Sina dan Al-Biruni membuat dengan tepat penemuan itu dalam abad ke-11, 700 tahun sebelum Desmarest melakukannya.

Al-Biruni adalah orang yang melakukan eksperimen besar pertama di dunia. Dia menulis lebih dari 200 buku, dan banyak ilmuwan yang mendiskusikan eksperimen-eksperimennya. Hasil karyanya berupa sejumlah literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam 13.000 halaman, jauh melebihi apa yang ditulis oleh Galileo digabungkan dengan Newton. Jadi tidak benar bahwa Galileo adalah orang pertama yang melakukan eksperimen besar di dunia pada abad ke-17.



1121

Al-Khazini, ilmuwan Muslim kelahiran Bizantium atau Yunani tahun 1115 dan wafat 1130 adalah saintis yang serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat. Dia telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, salah satunya adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya dalam tahun 1121 itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan, hidrostatika dan pusat gravitasi. Al-Khazini dan ilmuwan Muslim lainnya merupakan yang pertama menjeneralisasi teori pusat gravitasi dan mereka adalah yang pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Para ilmuwan Muslim, salah satunya al-Khazini telah melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa.

Jelas di sini Isaac Newton sangat terlambat mengemukakan teori Gravitasi di dalam bukunya Philosophia Naturalis Principia Mathematica yang dipublikasikan tahun 1687, 500 tahun lebih setelah buku Al-Khazini membahas hal yang sama. Jadi bagaimana dengan cerita apel yang jatuh itu?



1130

Gerard da Cremona, orang Italia yang tinggal di Spanyol, menerjemahkan 92 buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin. Buku terjemahannya itu antara lain Al-Asrar (rahasia-rahasia) karya Abu Bakr Muhammad ibnu Zakaria Ar-Razi (bhs.Ltn.Razes, Rases, atau Rhazes), sebuah karya dokter Abu Az-Zahrawi tentang metoda pembedahan, buku karya Abu Muhammad Dhiyauddin Al-Baithar (bhs.Ltn.Alpetagrius) mengenai tumbuh-tumbuhan.

Giovanni Morgagni (1682-1771), orang Itali yang dihormati sebagai bapak pathology (ilmu penyakit) karena dikatakan sebagai orang pertama yang dengan benar menguraikan sifat alami penyakit. Namun jauh sebelum Giovanni melakukannya, para ahli bedah Islam adalah ahli patologi pertama sesungguhnya. Mereka menyadari secara penuh sifat alami penyakit dan menggambarkan berbagai macam penyakit dengan detil modern. Ibnu Zuhr dengan benar menggambarkan sifat alami radang selaput dada (pleurisy), tuberkulosis (TBC) dan radang kantung jantung (pericardistis). Az-Zahrawi dengan teliti mendokumentasikan ilmu penyakit dari hydrocephalus (air di otak) dan penyakit-penyakit sejak lahir lainnya. Ibnu Al-Quff dan Ibnu An-Nafs memberi uraian-uraian sempurna tentang penyakit-penyakit peredaran darah. Ahli-ahli bedah Islam lainnya memberi uraian-uraian akurat pertama tentang penyakit berbahaya tertentu, termasuk kanker perut, usus dan kerongkongan. Para ahli bedah Islam ini adalah pemula dari pathology (ilmu penyakit), bukan Giovanni Morgagni.



1140-an

Para ahli matematik Islam memperkenalkan bilangan negatif untuk digunakan dalam berbagai fungsi aritmetika sedikitnya 400 tahun sebelum Geronimo Cardano mengakui telah memperkenalkannya dalam tahun 1545, dengan mengatakan bahwa angka-angka bisa kurang dari nol.



1160


Mata air-mata air Nil yang mengalir melalui danau-danau besar di Khatulistiwa telah ditetapkan dengan seksama oleh Al-Idrisi, sedangkan orang-orang Eropa baru menemukannya pada paruh kedua abad ke-19.



1200-an

Informasinya pada tahun 1614, John Napier menemukan logaritma dan tabel logaritmik, namun sejak abad ke-13 para ahli matematika Islam sudah menemukannya dan tabel logaritmik seperti itu sudah umum di dalam dunia pengetahuan Islam pada masa itu.



1205

Amir Ya’qub dalam pertempuran Mahdiyya telah menggunakan artileri sebagai senjata terakhir. Pada tahun 1273, Sultan Abu Yusuf pada pertempuran Sijilmasa di Maroko Selatan mempergunakan meriam-meriam. Pada tahun 1342, dua orang Inggris, Lord Derby dan Lord Salisbury, hadir pada pertempuran Algericas yang dipertahankan dengan cara yang sama oleh orang-orang Arab. Ketika kedua orang Inggris itu menyaksikan daya efek mesiu, maka mereka membawa penemuan ini ke negeri mereka.



1240 – 1250


Seorang frater Katolik Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon datang untuk mempelajari bahasa Arab ke Paris dan Toledo karena ada orang-orang Perancis yang pandai berbahasa Arab di sana. Selain itu di sana terdapat banyak terjemahan buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin dan naskah-naskah asli berbahasa Arab.

Dikatakan bahwa perawatan pertama dengan anesthesia (pembiusan) dilakukan oleh C.W. Long, seorang Amerika pada tahun 1845, padahal 600 tahun sebelum Long melakukannya, seorang Muslim Spanyol, Az-Zahrawi dan Ibnu Zuhr, di antara para ahli bedah Muslim lainnya, sudah melaksanakan ratusan perawatan-perawatan melalui cara pembiusan dengan penggunaan narkotika yang direndam pada spon, yang ditempatkan dengan cara menutup wajah.



1250 – 1257

Roger Bacon pulang ke Inggris dan melanjutkan pelajaran Bahasa Arabnya di Universitas Oxford dengan membawa sejumlah besar buku-buku ilmiah Islam dari Paris. Di antaranya Al-Manazhier karya Ali Al-Hasan ibnu Haitsam diterjemahkan Bacon ke dalam bahasa Latin, bahasa ilmiah Eropa pada masa itu.

Terdapat penjelasan-penjelasan mengenai mesiu dan mikroskop pada naskah itu, namun secara tidak jujur dia telah mencantumkan namanya sendiri pada terjemahan-terjemahan itu dan dengan demikian dia telah melakukan plagiat terang-terangan.

Sangat berbeda dengan penerjemah-penerjemah Muslim yang menerjemahkan karya-karya Pythagoras, Plato, Aristoteles, Aristarchos, Euclides dan Claudius Ptolemaios, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan nama pengarang-pengarang aslinya.



1300-an

Dimulai abad Renaisans (B.Perancis Renaissance) atau kelahiran kembali, di mana ditemukan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai “klasik”) ketika keduanya mengalami masa keemasan. Renaisans berlangsung antara abad ke-14 hingga abad ke-17 di Eropa. Tampak di sini, bahwa kebangkitan Eropa yang diawali dengan Renaisans erat hubungannya dengan kembalinya penerjemahan buku-buku ilmiah Islam ke dalam bahasa Latin, antara lain Gerbert d’Aurillac, orang Perancis yang menjadi Paus Sylvester II (tahun 960), Gerard da Cremona, orang Itali (tahun 1130), Seorang frater Katolik Roma, Roger Bacon dari Inggris (tahun 1250).

Dikatakan bahwa tahun 1454, Johan Gutenberg (1398 – 1468) menemukan mesin cetak paling canggih di abad pertengahan. Faktanya, alat cetak berbahan kuningan yang dapat dipindahkan telah digunakan di Spanyol Islam 100 tahun sebelumnya, ketika Gutenberg belum lahir.



1400-an

Dikatakan bahwa sistem desimal di dalam matematika pertama kali dikembangkan oleh seorang Belanda, Simon Stevin, tahun 1589. Sistem desimal membantu ilmuwan matematika karena menggantikan bilangan pecahan yang sulit, sebagai contohnya 1/2, dengan menggunakan desimal menjadi 0,5.

Padahal para ahli matematika Islam adalah yang pertama menggunakan sistem desimal sebagai ganti bilangan pecahan secara besar-besaran. Buku Al-Kashi, berjudul “Kunci kepada Aritmatika”, yang ditulis pada awal abad ke-15 dan menjadi stimulus untuk aplikasi sistematis sistem desimal untuk seluruh bilangan dan pecahan-pecahannya.



1600-an

Francis Bacon – seorang Bacon yang lain, menyebarluaskan teori induksi dan percobaan-percobaan ilmiah (eksperimen) atau empirisme ilmiah di dalam karya-karyanya The Advencement of Learning (1605), Novum Organum (1620), De Augmentis Scientiarum (1623), Sylva Sylvarum (1624), dan New Atlantis (1624), yang dengan alat cetak buku buatan Johan Gotenburg buku-buku tersebut dicetak.

Kemudian berkembang teori Baconian Philosophy yang kemudian menjadi dasar metode ilmiah pada ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat (Eropa dan Amerika), yang mana metode tersebut sebetulnya merupakan jiplakan Bacon dari ilmu pengetahuan di dunia Islam.



Sumber=Search Google

Jumat, 04 September 2009





Al Qur’an dan Teori Relativitas

Teori relativitas dicetuskan oleh Albert Einstein pada tahun 1905 dalam tulisannya yang berjudul On The Electrodynamics of Moving Bodies di Annalen der Physik 17 pada halaman 891-921. Dalam teori ini disebutkan bahwa:

- kecepatan cahaya (c) itu tetap, c = konstan

- selang waktu itu nisbi, ∆t’ = ∆t / (1- v2/c2)1/2

- massa itu ekivalen energi, E = mc2

Teori ini berlaku untuk benda-benda yang bergerak dengan kecepatan tetap, dan dikenal sebagai Teori Relativitas Khusus.

Lalu, pada tahun 1915, Albert Einstein menulis “Die Feldgleichungen der Gravitation (The Field Equations of Gravitation)“ di Koniglich Preussische Akademie der Wissenschaften halaman 844–847. Teori ini dikenal sebagai Teori Relativitas Umum yang merupakan perluasan dari Teori Relativitas Khusus. Teori Relativitas Umum yang lebih dikenal sebagai Teori Gravitasi Einstein ini menyebutkan bahwa:

- Ruang dan waktu ”melengkung”;

- Gravitasi berbanding lurus dengan tingkat kelengkungan ruang-waktu;

- Jam berdetak lebih lambat dalam medan gravitasi yang lebih rendah;

- Sebagai konsekuensinya, alam semesta itu terbatas ukurannya;

Dalam teori relativitas Einstein disebutkan bahwa kecepatan cahaya adalah tetap. Besar kecepatan cahaya diperoleh dari percobaan Louis Essen bersama A.C. Gordon-Smith yang mengukur frekuensi berbagai modus normal gelombang mikro. Berdasarkan hasil pengukuran ini, mereka menemukan bahwa kecepatan cahaya ialah 299.792±3 km/s. Kemudian, pada tahun 1950 percobaan tersebut diulang oleh Louis Essen dan diperoleh nilai 299.792,5±1 km/s. Hasil ini kemudian disepakati oleh pertemuan umum ke-2 Radio-Scientific Union pada tahun 1957.


Interpretasi amr dan kecepatan cahaya

Kecepatan cahaya dalam teori relativitas, dapat dihubungkan dengan kecepatan amr (diterjemahkan sebagai “urusan” dalam Al-Qur’an terjemahan Depag), sebagaimana tercantum dalam Surat As-Sajdah ayat 5 berikut:

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Interpretasi fisis dari ayat tersebut ialah kecepatan amr sama dengan kecepatan cahaya. Interpretasi atau tafsiran ini diperoleh Dr. Mansour Hassab-Elnaby setelah melakukan serangkaian perhitungan. Beliau memulai perhitungan dengan logika seperti ini: 1 hari yang ditempuh amr sama dengan 1000 tahun atau 12000 bulan. Artinya, jarak yang ditempuh amr dalam 1 hari sama dengan 12.000 kali jarak yang ditempuh Bulan dalam 1 bulan.

Misalkan kecepatan amr adalah c maka jarak yang ditempuh amr adalah:

c x 1 hari = 12.000 x panjang lintasan orbit Bulan (1)

c t = 12.000 L (2)

Sedangkan L atau panjang lintasan orbit Bulan, dapat dihitung dengan rumus berikut:

L = v T (3)

dimana

c = kecepatan cahaya

t = waktu 1 hari bintang, yaitu waktu yang diperlukan Bumi berotasi penuh terhadap sumbunya relatif

L = panjang lintasan yang ditempuh Bulan untuk mengitari Bumi satu putaran penuh

v = kecepatan rata-rata Bulan saat mengitari Bumi

T = periode 1 bulan sidereal, yaitu waktu yang diperlukan Bulan untuk mengitari Bumi satu putaran penuh

Nilai v bisa diperoleh dari data jari-jari rata-rata (R) orbit Bulan mengelilingi Bumi dan data periode satu bulan sidereal. Data ini kemudian diolah dengan rumus kecepatan Gerak Melingkar Beraturan:

v = (2πR)/T (4)

dimana

R = 384.264 km

T = periode satu bulan sidereal

= 27,321661 hari

= 655,71986 jam (5)

maka

v = (2 x 3,l4l6 x 384.264) / 655,71986

= 3682,07 km/jam (6)

Sebagai besaran vektor, nilai v ini perlu dikoreksi karena arahnya yang terus berubah selama perputaran Bulan mengitari Bumi (lihat gambar di bawah). Koreksi tersebut diberikan dengan rumus:

v’ = v cos Ø (7) Liat gambar no.1



Di mana Ø adalah sudut yang telah ditempuh oleh sistem Bumi-Bulan selama satu bulan sidereal atau 27,321661 hari. Dengan rumus ini, vektor v yang diperoleh akan selalu berarah sama, yaitu tegak lurus terhadap arah bintang acuan (lihat gambar no 2).


Karena sudut yang telah ditempuh oleh sistem Bumi-Bulan dalam satu tahun atau 365,25636 hari adalah 360°, maka:

Ø = 27,321661 x 360°/365,25636

= 26,92848°

cos Ø = cos (26,92848°) = 0,89157 (

Subtitusi ( ke dalam (7)

v cos Ø = 3682,07 x 0.89157 km/jam (9)

Subtitusi (7) ke (3) lalu (3) ke (2) menghasilkan rumus:

ct = 12.000 v cos Ø T (10)

c = (12.000 v cos Ø T)/t (11)

dimana

T = 655,71986 jam

t = 1 hari = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik

sehingga

c = (12.000 x 3682,07 x 0,89157 x 655,71986) / 86164,0906

= 299.792,5 km/s (12)

Nilai c (kecepatan amr) dari hasil perhitungan Dr. Mansour ini sangat mendekati (kalau tidak dikatakan sama persis) dengan data empiris kecepatan cahaya yaitu c = 299.792,5±1 km/s.

Kemiripan hasil perhitungan amr Dr. Mansour dengan data empiris kecepatan cahaya telah dianggap sebagai sebuah bukti kemukjizatan/keajaiban Al-Qur’an. Untuk memahami fenomena ini lebih mendalam, pembaca dapat mengunjungi situs www.speed-light.info.

Meskipun kemiripan tersebut sangat mencengangkan, masih terdapat sejumlah ayat lain dalam Al-Qur’an yang perlu dikaji, terkait dengan masalah kecepatan amr. Ayat-ayat tersebut antara lain adalah:

”Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (Q.S. 70:4)

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S. 22:47)


Beda bahasa, beda tafsiran

Terkait teori relativitas, Al-Qur’an juga secara tidak langsung menyinggung masalah kesetaraan massa dan energi (E = mc2), yang muncul dalam fenomena peluruhan bintang. Hal ini tercantum dalam potongan ayat Q.S. 77:8:

“Dan apabila bintang-bintang telah dihapuskan.”
liat gambar no 3

Fenomena lain yang terkait teori relativitas adalah ekspansi alam-semesta, sebagai kelanjutan dari peristiwa Bing Bang yang mengawali alam raya ini. Hal ini pun telah disinggung oleh Al-Qur’an:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.” (Q.S. 51:47)

Dalam Terjemahan Al-Qur’an versi bahasa Inggris, ayat tersebut diartikan sedikit berbeda:

“And it is We who have constructed the heaven with might, and verily, it is We who are steadily expanding it.” (Q.S. 51:47)

Mana terjemahan yang lebih sesuai? Jawabannya perlu dikaji lebih lanjut oleh para ahli tafsir maupun ilmuwan fisika.

Permasalahan penerjemahan terkait hubungan teori relativitas dan Al-Qur’an, juga muncul dalam ayat-ayat berikut:

“Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang. Yang beredar dan terbenam.” (Q.S. 81:15-16)

Terjemahan Al-Qur’an versi bahasa Inggris untuk kedua ayat tersebut, ternyata bisa memberikan tafsiran yang terkait dengan fenomena lubang hitam:

“So verily, I swear by the stars that are veiled. And by the (sweeping) stars that move swiftly and hide themselves.” (Q.S. 81:15-16)

liat gambar no 4
Jika al-kunnas diartikan “terbenam” maka ayat di atas hanya menggambarkan fenomena yang terbit-terbenamnya bintang, sebuah fenomena yang lazim terlihat oleh semua orang. Namun jika diartikan “menyembunyikan diri mereka”, maka ayat tersebut bisa jadi memang menceritakan fenomena lubang hitam.


Kiranya kajian mengenai ayat-ayat yang terkait dengan teori relativitas masih sangat luas. Tentunya, kajian ini membutuhkan keterlibatan para ilmuwan, baik dari disiplin ilmu fisika maupun ilmu tafsir klasik.

Sumber= Search Google
Rebuttal to Matematika Error pada ayat-ayat Warisan Al-Quran


Prolog:

Diterjemahkan dari nicheoftruth

Sesuai dengan hukum Al-Qur’an, tiga saudara perempuan dari si mati dibagikan dua pertiga dan orang tua sepertiga dari harta warisan sekiranya mereka masih hidup, maka tidak ada yang tersisa dari harta warisan. Kemudian darimana didapatkan seperdelapan bagian untuk istri (4:12) disediakan? Apakah ini tidak menunjukkan bahwa hukum dari warisan yang disebutkan dalam Quran tidak dapat dipraktekkan?

Sumber-sumber fundamental dari Islam adalah Quran dan Hadis. Bagaimanapun, penjelasan dan tata cara peribadatan yang sah tidak diterangkan dalam Quran. Bahkan penjelasan untuk zakat, puasa, haji dan banya aktivitas dari peribadatan adalah tidak ada dalam Quran. Detail-detail ini ditemukan dalam hadis. Demikian juga dengan hukum warisan. Secara singkat, maka dari itu, hukum-hukum Islam ini ditetapkan hanya secara komplet atas dasar Quran dan hadis.

Hanya ide-ide fundamental/dasar yang menyangkut aturan dari alokasi yang dinyatakan dalam ayat 11 dan 12 dari surat An-Nisaa. Dasar gagasan-gagasan fundamental ini telah dijelaskan dalam hadis mengenai bagaimana harta warisan dibagi secara tepat dan sistematik. Juga dalam hadis dan ilmu hukum dimana pemaparan mengenai harta warisan dibagi dalam cara tertentu yang mana ide fundamental dalam Quran tidak dilanggar dapat ditemukan.

Ada banyak contoh dimana bagian-bagian dari ahli waris kurang dari jumlah sebenarnya yang ditentukan. Kitab dari ilmu hukum telah menyebutkan bahwa dalam semua contoh dari bagian-bagian yang dinaikkan, dalam suatu cara kekurangan dibagikan diantara masing-masing ahli waris dengan menaikkan angka pembagi. Metode menaikkan pembagi yang dibuat untuk mencukupi bagian-bagian dimana jumlah yang dialokasikan kurang mencukupi yang menjadi haknya disebut Aul. Aul berarti menaikkan. Ini adalah keputusan dari hukum Islam di semua kasus yang mana bagian-bagian yang dialokasikan tidak mencukupi, harta waris dibagi atas dasar konsep Aul ini.

Sarjana ilmu hukum telah menentukan pembagian yang dibutuhkan dalam alokasi dari harta waris dalam wujud tujuh angka. Pembagian dasar ini termasuk 2,3,4,6,8,12 dan 24. Hanya pembagian 6,12 dan 24 yang dapat acukan kedalam proses Aul. Dalam kasus dimana 4 angka 2,3,4 dan 8 menerima hasil pembagian, karena bagian-bagian mereka tidak pernah lebih besar dari keseluruhan, maka tidak diperlukan Aul sama sekali. Dalam pembagian dasar dengan enam, dalam contoh dimana Aul diperlukan, harta waris dapat diproporsikan dengan menaikkan pembagian ke tujuh, delapan, sembilan atau sepuluh. Dalam pembagian dasar dengan duabelas, harta waris dapat dibagi melalui Aul dengan menaikkannya ke tigabelas, limabelas, atau tujuh belas dan jika pembagian dengan duapuluh empat, maka menjadi duapuluh tujuh. Dalam cara yang ketat dan terperinci bahwa cara dari pemproporsian harta waris, dengan menempatkan ke sebuah penaikan yang berhubungan, dalam bagian, dari aturan alokasi, telah disebutkan dalam kitab ilmu hukum.

Dalam masalah seperti yang ditanyakan diatas, saudara perempuan akan menerima 16/27 bagian, orang tua 8/27 bagian dan istri akan menerima 3/27 bagian dari total kekayaan. Dengan kata lain, pembagian dengan 24 sekarang dinaikkan menjadi 27 dalam proses alokasi harta kekayaan. Bahwasanya, jika Quran dan hadis diperiksa bersama-sama, solusi ini tidak sulit ditemukan. Bahwasanya, inilah sangat pentingnya Quran suci yang mengajarkan bahwa, “dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu.” (QS. 33:2) dan “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. 4:59) bahwa hukum yang berhubungan seharusnya dipahami atas dasar praktek dari nabi dan dalam penjelasan yang dibuat oleh para sahabat beliau. Ketika dipahami dalam cara seperti itu, akan hampir tidak menjadi sebuah dalil yang sulit untuk menemukan masalah yang serupa lainnya.

—— oOo ——

Soal-soal pembahasan mengenai dalil lanjutan tentang pengambilan keputusan atau dasar hukum Islam secara lebih rinci diluar konteks dari artikel ini. Karena itu selanjutnya kita lanjutkan inti permasalahan sistem waris Islam ini dalam kaitannya dengan segi ilmu matematika semata.

Permasalahan Dalam hubungannya dengan ilmu matematika, bagaimana kita tahu bahwa AlQuran tidak menyajikan suatu kesalahan komposisi perhitungan matematika atau melanggar suatu disiplin keilmuan tertentu. Hal ini ternyata menjadi suatu pertanyaan bahkan menjadi bahan polemik dalam konteks perdebatan atau dialog dengan non muslim. Jawaban atas hal ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Jika dicermati maka terdapat beberapa poin yang menunjukkan bahwa tidak terdapat kesalahan matematika atau kesalahan disiplin keilmuan yang lain yang berkaitan dalam sistem warisan Islam.
.

Bukti:

1. Proporsi atau pembagian harta waris membentuk sebuah deret sebagai berikut:
2/3, 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8

Dimana dapat dilihat bahwa 1/3 adalah setengah dari 2/3, 1/4 adalah setengahnya 1/2 dan seterusnya, yang mana membentuk deret yang mengecil menjadi setengahnya per dua suku bilangan.

Dalam ilmu psikologi dikenal terma tes similariti, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan sesuatu hal atau seseorang yang menghasilkan jawaban atau pengertian yang paling sesuai, logik, dan mempunyai persamaan yang pokok (esensial) sesuai dengan konteks yang ditampilkan atau dihadapi.

Ternyata jika dilihat dari komposisi deret ini yang dikaitkan dengan porsi-porsi bagian dalam warisan islam tidak ditemukan kriteria atau output yang ganjil (bizarre), yaitu output yang mengada-ada (superficial) dan dibuat-buat (overestimate).

2. Penjumlahan yang terjadi bukanlah atas dasar perkara matematika murni.

Contoh kasus:

Si mati meninggalkan saudara-saudara perempuan, orang tua dan istri, maka perhitungan alamiah matematikanya berdasar data mentah yang tertera secara eksplisit dalam ayat-ayat Quran (surah An-Nisaa 4:11-12 dan 176) adalah sebagai berikut:

2/3 + 1/3 + 1/8 = 1 + 1/8 ———> kelebihan.

Untuk menyelesaikan kasus diatas, mari kita perhatikan konteks permasalahannya dan coba mengaitkan atau membandingkannya dengan prinsip-prinsip dalam matematika, apakah persoalan atau perhitungan sistem warisan Islam sesuai atau mengikuti kaidah matematika atau tidak.

Contoh persamaan matematika:
a + b = 1
ax + b = 1

Contoh pertidaksamaan matematika:
x – 3 < 5 dimana x x Sahih Bukhari Volume 8, Book 80, Number 737:
Narrated Abu Huraira:
Allah’s Apostle said, “I am more closer to the believers than their ownselves, so whoever (among them) dies leaving some inheritance, his inheritance will be given to his ‘Asaba, and whoever dies leaving a debt or dependants or destitute children, then I am their supporter.”

> Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 45:
Narrated Abu Huraira:
Two women from Hudhail fought with each other and one of them hit the other with a stone that killed her and what was in her womb. The relatives of the killer and the relatives of the victim submitted their case to the Prophet who judged that the Diya for the fetus was a male or female slave, and the Diya for the killed woman was to be paid by the ‘Asaba (near relatives) of the killer.

Tes 2: Definisi Asaba jika mengacu ke logika matematik, apakah termasuk sebuah variabel atau sebuah konstanta atau sebuah nilai kosong?

{ Jawabannya: secara matematis tentu saja sebuah invalid data, karena tidak satupun rumus yang tersedia mampu menjelaskan atau mencakupi fenomena atau entitas Asaba sebagai tipe bilangan tertentu }

Dari sini terbukti bahwa perhitungan matematis pada warisan Islam tidak menganut pola dari kaidah-kaidah matematika yang sudah ada, dimana dalam warisan Islam ternyata dihitung atau diolah juga nilai-nilai yang mengembang atau menyusut tergantung dari rumusan-rumusan baku dengan berbagai kombinasi (sesuai ketetapan eksplisit dan implisit dalam Quran dan hadis) siapakah yang mempunyai prioritas berhak menjadi ahli waris.

3. Proporsi atau pembagian harta waris membentuk sistem matriks sebagai berikut:

Urut-urutan ahli waris berdasarkan pola 2/3, 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8 dan dimulai dari pihak yang terdekat dengan si mati:

Dari jalur saudara perempuan seibu-sebapa (urutan V):

1/2 bagian jika tidak ada anak dari si mati.

2/3 bagian jika saudara perempuan lebih dari satu.

menjadi asabah jika sudah ada saudara laki (paman).

Dari jalur suami-istri (urutan I):

istri dapat 1/4, karena adanya suami hanya memperoleh 1/2 (tanpa adanya anak). Jadi bagian istri/perempuan akan selalu 1/2nya suami/laki.

istri dapat 1/8, karena suami memperoleh 1/4 (dengan adanya anak).

Dari jalur anak (urutan III):

anak tunggal perempuan memperoleh 1/2 karena itulah bagian terbesar (dari bilangan 1/2) yg diterimanya jika tidak ada anak laki. Jika ada anak laki bagian anak perempuan akan menyusut akan tetapi tetap berjumlah 1/2 bagian dari laki-laki.

Dari jalur paman (urutan IV):

hanya jika tidak ada bapak: sama dengan bagiannya bapak.

Dari jalur bapak (urutan II):

1/6 bagian (jumlah semakin mengecil karena adanya suami/istri dan anak).

1/6 dan merangkap asabah jika si mati meninggalkan anak perempuan.

menjadi asabah (sisa) jika tidak si mati tidak meninggalkan anak.

Dari jalur ibu (urutan II):

1/6 bagian (sama dengan bagian bapak).

1/3 bagian jika tidak ada anak (bagian ibu justru membesar sementara bapak hanya menjadi asabah).

dst.

Terdapat cermin matriks disini sehingga pola yang dianut oleh sistem warisan Islam ini menunjukkan dan menggambarkan/menampilkan struktur dari besar bagian-bagian yang diterima/terdistribusi menurut hubungan dengan ahli waris lain secara konstan dan jelas tanpa dicampuri atau dikacaukan oleh definisi persentase total. Batasan atau perspektif besar persentasi total sama sekali tidak disebutkan disini. Hal ini menjadi ciri khas sebuah matriks.

Epilog:

Dalam hubungannya dengan porsi pembagian, mengapa bagian kaum laki-laki dua kali lipat bagian kaum wanita, padahal kaum wanita jauh lebih banyak membutuhkannya, karena di samping memang lemah, mereka juga sangat membutuhkan bantuan baik moril maupun materiil?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat disajikan beberapa contoh pandangan, di antaranya sebagai berikut:

1. Kaum wanita selalu harus terpenuhi kebutuhan dan keperluannya, dan dalam hal nafkahnya kaum wanita wajib diberi oleh ayahnya, saudara laki-lakinya, anaknya, atau siapa saja yang mampu di antara kaum laki-laki kerabatnya.
2. Kaum wanita tidak diwajibkan memberi nafkah kepada siapa pun di dunia ini. Sebaliknya, kaum lelakilah yang mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah kepada keluarga dan kerabatnya, serta siapa saja yang diwajibkan atasnya untuk memberi nafkah dari kerabatnya.
3. Nafkah (pengeluaran) kaum laki-laki jauh lebih besar dibandingkan kaum wanita. Dengan demikian, kebutuhan kaum laki-laki untuk mendapatkan dan memiliki harta jauh lebih besar dan banyak dibandingkan kaum wanita.
4. Kaum laki-laki diwajibkan untuk membayar mahar kepada istrinya, menyediakan tempat tinggal baginya, memberinya makan, minum, dan sandang. Dan ketika telah dikaruniai anak, ia berkewajiban untuk memberinya sandang, pangan, dan papan.
5. Kebutuhan pendidikan anak, pengobatan jika anak sakit (termasuk istri) dan lainnya, seluruhnya dibebankan hanya pada pundak kaum laki-laki. Sementara kaum wanita tidaklah demikian.

Itulah beberapa hikmah dari sekian banyak hikmah yang terkandung dalam perbedaan pembagian antara kaum laki-laki –dua kali lebih besar– dan kaum wanita. Secara logika, siapa pun yang memiliki tanggung jawab besar –hingga harus mengeluarkan pembiayaan lebih banyak– maka dialah yang lebih berhak untuk mendapatkan bagian yang lebih besar pula. Namun secara realitas bagian yang diperoleh oleh perempuan tetap besar karena tidak berkurang, sebab kaum wanita sama-sama menerima hak waris sebagaimana halnya kaum laki-laki, namun mereka tidak terbebani dan tidak berkewajiban untuk menanggung nafkah keluarga. Artinya, kaum wanita berhak untuk mendapatkan hak waris, tetapi tidak memiliki kewajiban untuk mengeluarkan nafkah. Dengan demikian, tampak secara jelas bahwa kaum wanita justru lebih banyak mengenyam kenikmatan dan lebih enak dibandingkan kaum laki-laki.

Syariat Islam tidak mewajibkan kaum wanita untuk membelanjakan harta miliknya meski sedikit, baik untuk keperluan dirinya atau keperluan anak-anaknya (keluarganya), selama masih ada suaminya. Ketentuan ini tetap berlaku sekalipun wanita tersebut kaya raya dan hidup dalam kemewahan. Sebab, suamilah yang berkewajiban membiayai semua nafkah dan kebutuhan keluarganya, khususnya dalam hal sandang, pangan, dan papan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:

“… Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf …” (al-Baqarah: 233)

Untuk lebih menjelaskan permasalahan tersebut perlu saya ketengahkan satu contoh kasus supaya hikmah Allah dalam menetapkan hukum-hukum-Nya akan terasa lebih jelas dan nyata. Contoh yang dimaksud di sini ialah tentang pembagian hak kaum laki-laki yang banyaknya dua kali lipat dari bagian kaum wanita.

Seseorang meninggal dan mempunyai dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Ternyata orang tersebut meninggalkan harta, misalnya sebanyak Rp 3 juta. Maka, menurut ketetapan syariat Islam, laki-laki mendapatkan Rp 2 juta sedangkan anak perempuan mendapatkan Rp 1 juta.

Apabila anak laki-laki tersebut telah dewasa dan layak untuk menikah, maka ia berkewajiban untuk membayar mahar dan semua keperluan pesta pernikahannya. Misalnya, ia mengeluarkan semua pembiayaan keperluan pesta pernikahan itu sebesar Rp 20 juta. Dengan demikian, uang yang ia terima dari warisan orang tuanya tidak tersisa. Padahal, setelah menikah ia mempunyai beban tanggung jawab memberi nafkah istrinya.

Adapun anak perempuan, apabila ia telah dewasa dan layak untuk berumah tangga, dialah yang mendapatkan mahar dari calon suaminya. Kita misalkan saja mahar itu sebesar Rp 1 juta. Maka anak perempuan itu telah memiliki uang sebanyak Rp 2 juta (satu juta dari harta warisan dan satu juta lagi dari mahar pemberian calon suaminya). Sementara itu, sebagai istri ia tidak dibebani tanggung jawab untuk membiayai kebutuhan nafkah rumah tangganya, sekalipun ia memiliki harta yang banyak dan hidup dalam kemewahan. Sebab dalam Islam kaum laki-lakilah yang berkewajiban memberi nafkah istrinya, baik berupa sandang, pangan, dan papan. Jadi, harta warisan anak perempuan semakin bertambah, sedangkan harta warisan anak laki-laki habis.

Dalam keadaan seperti ini manakah di antara kaum laki-laki dan kaum wanita yang lebih banyak menikmati harta dan lebih berbahagia keadaannya? Laki-laki ataukah wanita? Inilah logika keadilan dalam agama, sehingga pembagian hak laki-laki dua kali lipat lebih besar daripada hak kaum wanita (Pembagian Waris Menurut Islam oleh Muhammad Ali Ash-Shabuni).

Kesimpulan:

Jadi jika kembali dalam kaitannya dengan perhitungan secara matematis, dari beberapa contoh argumen dan pembuktian diatas telah ditunjukkan bahwa tata cara perhitungan dalam konteks sistem warisan Islam tidak menyalahi atau menunjukkan suatu kontradiksi dengan kaidah-kaidah matematika. Sehingga dengan demikian dapat dibuktikan bahwa argumentasi yang menyatakan bahwa Al-Quran telah salah melakukan perhitungan nilai secara matematis, bahkan dengan tanpa mengaitkan dengan konsep Aul sekalipun (pada pola matriks), adalah menjadi tidak relevan lagi alias telah terbantahkan.

Sumber= Search Google
Hubungan Matematika, Bilangan Prima, dan Al-Qur’an



Tentunya kita semua tahu tentang bilangan prima, bilangan prima adalah termasuk bilangan dasar matematika yang mana merupakan bilangan yang hanya dapat dibagi dengan 1 dan bilangan itu sendiri(kecuali angka 1). Tak ada yang pernah akan menyangka bahwa bilangan ini adalah juga dasar kehidupan alam namun, juga pandangan beberapa ilmuwan adalah penemuan matematika hanya penemuan biasa. Lain halnya dengan yang dikatakan penemu seperti Pythagoras, Plato, Cusanus, Kepler, Leibnitz, Newton, Euler, Gauss, termasuk para revolusioner abad ke-20, Planck, Einstein dan Sommerffeld yakin bahwa penemuan ini merupakan konsep tersendiri dalam kehidupan alam dan juga merupakan bahasa pencipta.


Tabel berkut menjelaskan bilangan prima hingga indeks ke-120
2 3 5 7 11 13 17 19 23 29
31 37 41 43 47 53 59 61 67 71
73 79 83 89 97 101 103 107 109 113
127 131 137 139 149 151 157 163 167 173
179 181 191 193 197 199 211 223 227 229
233 239 241 251 257 263 269 271 277 281
283 293 307 311 313 317 331 337 347 349
353 367 369 373 379 383 389 397 401 409
419 421 431 433 439 443 449 457 461 463
467 479 487 491 499 503 509 521 523 541
547 557 563 569 571 577 587 593 599 601
607 613 617 619 631 641 643 647 653 659


*) Yang dicetak tebal adalah angka yang muncul dalam struktur Al-Qur’an


Mayoritas ahli astrofisika juga percaya bahwa di alam semesta terdapat "kode kosmos" atau yang disebut cosmic code based on this order, yang dikenal juga sebagai Theory of Everything (TOE), yang artinya terdapat konstanta-konstanta alam semesta yang saling berhubungan berdasarkan perintah pendesain. Sekali perintah tersebut dapat dipecahkan, maka hal ini akan membuka pandangan sains lainnya yang berhubungan.
Mayoritas ahli astrofisika juga percaya bahwa di alam semesta terdapat "kode kosmos" atau yang disebut cosmic code based on this order, yang dikenal juga sebagai Theory of Everything (TOE), yang artinya terdapat konstanta-konstanta alam semesta yang saling berhubungan berdasarkan perintah pendesain. Sekali perintah tersebut dapat dipecahkan, maka hal ini akan membuka pandangan sains lainnya yang berhubungan.


Bilangan Prima 19

Salah satu angka yang dipandang misterius atau unik adalah angka 19. Meskipun Pythagoras, Euler dan Gauss telah lama memikirkannya, tetapi struktur komplek ini tetap juga belum diketahui jawabannya.

Tabel berikut adalah

STRUKTUR BILANGAN PRIMA 19 DG KOMBINASI (10+9)
& INDEKS ANGKA 8
Bilangan Biasa Bilangan Ganjil Bilangan Genap Bilangan Prima
1 1 - -
2 - 2 2
3 3 - 3
4 - 4 -
5 5 - 5
6 - 6 -
7 7 - 7
8 - 8 -
9 9 - -
10 - 10 -
11 11 - 11
12 - 12 -
13 13 - 13
14 - 14 -
15 15 - -
16 - 16 -
17 17 - 17
18 - 18 -
19 19 - 19
Keterangan 10 Angka 9 Angka 8 Angka


Tabel di atas sengaja itampilkan dengan kombinasi 10+9 karena di Al-Qur’an sering digunakan struktur tersebut. ada pula yang !!+8


19 dan 81

Dr. Peter Plichta ahli kimia dan matematika dari Jerman3 berpendapat bahwa, tampaknya, semua formula matematika dan angka-angka berhubungan dengan dua kutub matematika alam semesta ini. Angka 81 spesifik karena melengkapi angka 19, (19 + 81= 100). Jumlah angka-angka tersebut adalah 19: 1 + 9+8+1=19.

Bila kita analisis sedikit lebih lanjut, terdapat hubungan angka-angka tersebut dengan cara:
1:19 = 0,0526315789473684210526

Angka yang berulang secara periodik, berulang dengan sendirinya tepat pada digit ke-19 sesudah koma, dan, yang menarikjumlah dari angka-angka tersebut ( 0 + 0 + 5 + 2 + 6 + 3 + 1 + 5 + 7 + 8 + 9 + 4 + 7 + 3 + 6 + 8 + 4 + 2 + 1 ) adalah 81 !

Sekarang:

1 : 81 = 0,012345679 ....

Ups! Angka 8 terlewat, padahal angka yang lain secara periodik muncul.

Hilangnya angka 8 adalah ilusi, dan nilai resiprokal angka 81 adalah "alamiah", menghasilkan satu seri sistem desimal bilangan 0,1, 2 .... dan seterusnya; dan sistem itu bukan buatan manusia. Tetapi mengapa angka 8, bukan angka lainnya, yang "hilang"? Diduga, karena angka 8 berhubungan dengan angka 19. Bilangan prima ke-8 adalah 19.

Dalam budaya Cina kuno, angka 8 melambangkan yat kwa, delapan penjuru angin, jalan menuju ke harmoni - keseimbangan kehidupan dengan alam sekelilingnya. Dalam al-Qur'an, angka 8 merupakan jumlah malaikat, force, yang menjunjung 'Arsy (Kursi, Singgasana), mengatur keseimbangan 'Arsy, yang bermakna power and authority dominion, baik sebelum maupun saat Kiamat (al-Haqqah 69 : 17). Sebagian mufasir, seperti Muhammad Abdul Halim, menerjemahkan 'Arsy dengan "Majelis Langit" atau "Wilayah Pemerintahan Kosmos". Wilayahnya tidak terbatas, "di bawah 'Arsy terdapat (unsur) air" (Hud 11 : 7). Berlimpah unsur hidrogen, elemen kimia yang paling ringan dari unsur air, H2O. Jauh lebih luas dari alam semesta yang diketahui


Komunikasi Interstelar

Baik penulis fiksi ilmiah, misalnya Dr. Carl Sagan dalam bukunya Contact, maupun para pemikir sains, seperti Galileo, Euclid, telah lama berpendapat bahwa bilangan prima adalah bilangan universal yang diyakini merupakan bahasa alam semesta, bilangan yang ada hubungannya dengan desain kosmos, dan dalam operasionalnya banyak dipakai manusia untuk security system - kodetifikasi - enkripsi. Termasuk kemungkinan untuk komunikasi interstellar, antargalaksi, dan komunikasi dengan ETI, Extra-Terrestrial Intelligent.

Pesan berkode dari Frank Drake, penemu kriptogram, dikirimkan kepada para ilmuwan dalam upaya mengatasi kesulitan menemukan arti sinyal artificial extraterrestrial (datang dari luar angkasa, tidak dikenal). Pesan tersebut terdiri dari 1271 garis (1271 adalah bilangan prima) angka 1 dan nol (atau bit). Kunci kode dikenali karena 1271 adalah hasil kali dua bilangan prima 31 dan 41, sehingga informasi dapat diperlihatkan dengan 41 garis dengan 31 bit tiap garis atau 31 garis dengan 41 bit tiap garis. Kemungkinan pertama tidak berarti, tetapi kemungkinan kedua mempunyai gambaran yang lebih berarti. Bernard Oliver salah satu penerima sinyal dari Frank Drake, sesama ilmuwan, dapat memecahkan kode tersebut. Di mana kemungkinan ini memberikan prospek komunikasi antara makhluk-makhluk di alam semesta dengan spesies yang sama, bahasa yang sama. Kriptogram Frank Drake dapat memecahkan kesulitan komunikasi antargalaksi dengan makhluk berinteligensia tinggi lainnya atau ETI, Extra-Terrestrial Intelligent.

Faktanya, para astronom dan ilmuwan matematika memang percaya bahwa bilangan biner dan bilangan prima adalah dasar dari komunikasi di alam semesta.

Usaha pertama untuk menghubungi makhluk angkasa luar (SETI) terdiri dari pesan yang diarahkan ke gugus bintang (alBuruj) M 13 tanggal 16 November 1974, melalui Arecibo radio teleseoye. Pesan Arecibo singkat, hanya 1679 bits informasi, dikenali karena merupakan hasil perkalian bilangan prima 23 dan 73. Disusun 73 baris di mana setiap baris terdiri dari 23 karakter biner, "1" dan "0". lnformasi memuat nomor atom elemen biologi yang membentuk senyawa DNA, lokasi bumi dalam tata surya, ukuran dan jumlah manusia di bumi, angka 1 sampai 10, dan deskripsi dari teleskop yang digunakan. Pesan ini ditransmisikan dari bumi ke galaksi lain dengan jarak 25 ribu tahun cahaya. 


Sumber= Search Google